Sumber Ilmu
Friday, May 20, 2011
Asyiknya belajar internet
Hari ini belajar net di Lab Komputer FEUI diajarin sama mas Febrian tentang Bagaimana Membangun Bisnis On Line. Caranya yaitu :
Saturday, November 20, 2010
Sepertiga Malam
Setelah malam itu hubungan Farid dan Sifa berlanjut, setiap hari mereka saling telepon atau hanya sms. Sms motivasi dari Sifa yang ia pasang didinding kamar: Tiga perkara yang membawa keselamatan, yaitu taqwa kepada Allah disaat sendiri maupun ditengah keramaian, berkata benar disaat ridho maupun marah,sederhana disaat kaya maupun miskin. Tiga perkara yang membawa pada kebinasaan : hawa nasfu yang dituruti, kebatilan yang diikuti dan takjub pada diri sendiri.
Sifa seorang anak broken home akibat penceraian orang tuanya, banyak bertanya tentang Islam kepada Farid. Dan akhirnya Farid merasa bahwa Sifa adalah jodohnya, Jodoh ditangan Allah, seperti halnya rezeki dan mati. Karena berada di tangan Allah tugas kita adalah mengambil, meraih dan mengusahakannya. Orang harus mencari jodoh sama halnya mencari rezeki. Sehingga dengan keyakinan ia melamar Sifa lewat telepon walaupun Farid belum pernah melihat Sifa tetapi karena setelah sholat istikharah di menjadi sangat yakin. Dan Sifapun menerimanya setelah diyakinkan oleh Farid tentang apa pandangan dia terhadap seorang istri yaitu Istri adalah garwo, sigarane nyowo, soulmate. Istri itu tempat berbagi, Istri itu sepeti satu tubuh. Semuanya memiliki peran masing-masing yang bila salah satu sakit atau tidak dapat menjalankan perannya, maka seluruh tubuh juga merasakan sakit. Istri adalah pendamping hidup, partner dalam beribadah kepada Allah. Wanita terbuat dari tulang rusuk laki-laki yang letaknya dekat jantung, hati, lambung dan paru-paru. Jadi istrilah yang akan mendampingi suami dalam setiap detak jantungnya, dalam setiap hembusan nafasnya dan setiap gerak hatinya.
Sejak saat itu panggilan diantara merekapun telah berubah, Sifa memanggil abi sedang Farid memanggilnya honey. Dan pembicaraan mereka berdua sudah layaknya suami istri bahkan Farid kadang membuat gurauan porno. Tugas mereka selanjutnya adalah meyakinkan orang tua masing-masing untuk merestui mereka menikah muda. Tetapi kenyataannya ayah Sifa tak menyetujuinya sedang keluarga Farid dengan berat hati menyetujuinya. Pada saat liburan semester Sifa ke rumah ibunya di Malang dan kesempatan ini mereka gunakan untuk bertemu dan mengenal keluarga Sifa. Tapi pertemuan itu malah menjadi bencana bagi mereka berdua. Ujian itupun menimpa Farid karena kebenciannya pada sahabatnya yang berzina (Salah jika membenci orang yang melakukan maksiat. Tapi bencilah perbuatannya. Kitab Duratun Nasihin menerangkan bahwa seseorang yang membenci orang yang berbuat maksiat, bukan perbuatan maksiatnya, maka sebelum mati orang itu akan diuji oleh Allah dengan cobaan yang sama). Mereka berlaku layaknya suami istri bahkan mengarah ke zina besar, hal ini disebabkan keyakinan mereka akan menikah dan terlalu akrab bertelepon selama ini serta ibu Sifa yang memberi kesempatan mereka untuk berdua-duaan. Sejak kejadian itu Farid jadi membenci hal-hal yang berbau porno bahkan dia membenci Sifa karena dia merasa Sifalah yang membuka peluang itu dan memintanya menghamili dirinya, agar diijinkan menikah. Farid sengaja membuat Sifa marah dan menyalahkannya, akhirnya Sifapun minta putus. Tetapi hal itu membuat Farid sedih karena diapun menyadari bahwa dia juga bersalah. Dan dia berusaha menyambung kembali hubungannya dengan Sifa tetapi keputusan Sifa untuk berpisah sudah bulat bahkan dia mengganti no telponnya. Farid sangat menyesal dan dia teringat kata-kata pak Kholik “Kalau sudah ada calon langsung saja menikah, jangan mengkhawatirkan soal rezeki. Yang penting setelah menikah nanti ada salah satu yang saling menjaga. Maksudnya menjaga adalah bersabar, mau mengalah, mau mengerti. Memang sebaiknya dua-duanya menjaga. Itu namanya saling memberi dan menerima. Tapi kalau dua-duanya tidak bisa karena itu sangat sulit, maka harus ada salah satu yag menjaga, istri atau suami.” Dan dia merasa dia belum bisa menjaga Sifa.
Dalam novel ini banyak menggunakan kata-kata vulgar, mungkin bagi penulis untuk memperjelas maksud cerita. Banyak informasi yang saya peroleh dari membaca novel ini diantaranya tentang keinginan orang tua (mungkin sebagian besar orang tua) adalah mereka tidak pernah meminta balasan. Yang mereka minta dari anak-anaknya hanyalah menjadi anak yang shalih. Mereka akan senang bila memiliki anak-anak yang shalih, bahagia dan mapan. Bagi mereka, itu lebih berarti daripada uang segunung
Dan tentang nafsu laki-laki dan wanita yaitu perbandingan nafsu laki-laki dan wanita itu satu banding Sembilan. Nafsu wanita itu tidak tampak dari luar seperti laki-laki karena memiliki lima malu, sementara laki-laki satu malu. Kelima malu wanita kan hilang satu per satu hingga tinggal satu. Pertama saat wanita menikah, Kedua saat bersetubuh, Ketiga saat melahirkan, Keempat saat menyusui. Oleh karena itu wanita yang sudah menikah, bersetubuh, melahirkan dan menyusui akan kelihatan lebih berani seperti laki-laki dibandingkan anak gadis.
Monday, November 15, 2010
Madah Cinta Sholihah
Dan setelah mendengar kabar itu ayah Sholihahpun meninggal. Karena kesedihan dan merasa ketidakadilan dalam hidupnya, akhirnya membuat Sholihah yang dulu gadis pendiam, pemalu dan murah senyum kini menjadi gadis yang suka berteriak menjelek-jelekan Allah dan Rasulullah, sampai-sampai ia diusir dari kampungnya. Peristiwa pengusiran itu dimuat dimedia massa karena saat itu setelah beberapa hari ia diikat didepan masjid dan tidak diberi makan, diru’yah dan diusir dari kampung dengan cara tiga langkah lalu sujud begitu terus sampai akhirnya ia pingsan dan dibawa oleh seorang laki-laki, Neo yang menyukainya sejak pertemuan di counter hp tempat Sholihah bekerja.Neo merawat Sholihah di rumahnya. Karena tersebarnya berita itu maka Sholihah dipecat dari pekerjaannya dan beasiswa kuliahnya diputus serta iapun diusir oleh masyarakat sekitar rumah Neo. Akhirnya Sholihahpun berjalan tanpa tujuan, saat ia kelaparan ia bertemu dengan 3 anak kecil perempuan,Ira, Atti dan Meha serta 1 anak laki-laki Junaedi yang sedang menaiki becak tempat mengumpulkan barang-barang hasil mulung, lalu salah satu anak perempuan itu menyerahkan makan siangnya untuk Sholihah dan akhirnya Sholihahpun tinggal bersama mereka disebuah gubug sebagai pemulung bersama mereka.
Suatu hari penyakit Sholihah, kangker darah kambuh sehingga harus dirawat di Rumah Sakit, saat itulah datang utusan dari Arab,dari istri majikan ibunya. Ibunya memohon kepada istri majikannya sebelum dia dihukum mati agar istri majikannya memberikan uang untuk operasi Sholihah. Awalnya Sholihah menolak pemberian itu, tetapi setelah dia mengetahui bahwa Meha kecelakaan dan membutuhkan uang, maka Sholihahpun menerimanya. Kemudian dia melarikan diri menuju pemakaman ayahnya, tetapi di tengah perjalanan ia mendengar berita televisi bahwa ibunya telah meninggal karena tak tahan dengan siksaan selama di penjara. Dan akhirnya setelah melakukan sholat Sholihahpun menemui ajalnya.
Novel ini menunjukkan kepada kita bahwa kekuatan aqidah sangat dibutuhkan agar tetap kuat melalui berbagai hal yang tidak diinginkan dalam kehidupan, kendati sejatinya di atas semua ujian hidup itu kita mesti tetap tersenyum karena selalu ada Sentuhan Cinta Ilahi dan tak pernah membuat kita berhenti dari mengharap Rahmat Allah. Seperti halnya do’a yang diucapkan Sholihah :
Ya Allah , aku menangis karena takut terkena siksaMu
Ya Allah, aku menangis karena takut terkena murkaMu
Ya Allah, aku menangis karena takut terputus oleh rahmatMu
Tangisku untuk melebur dosa-dosaku
Tangisku untuk membersihkan berbagai aib
Tangisku adalah untuk menjadi kekasihMu
Saturday, November 6, 2010
Anakku Dibunuh Israel
Berbagai organisasi ia ikuti mulai dari Al Fatah, PLO, Syiah Amal sampai Hizbullah (kepala staff sayap militer, tangan kanan Hasan Nasrullah) Dia berpikir bahwa madzab dalam sebuah organisasi tidaklah penting, namun yang jauh lebih penting bahkan terpenting adalah orientasi dan komitmennya bagi perdamaian, kemanusiaan dan kemerdekaan tanah airnya. Imad Mugniyah adalah sosok super misterius, membaca dirinya berarti kita telah membaca peta jaringan intelijen terhandal dan tercanggih dunia. Sampai-sampai Robert Baer (Pejabat Intelijen AS,CIA) mengatakan “ Bisa jadi Imad adalah operatif terhandal dan terpandai yang (CIA) pernah hadapi dibandingkan yang lain termasuk KGB. Bahkan ibunyapun melihat foto Imad setelah kematiannya Ibunya hanya memiliki foto masa kecilnya dan tidak mempunyai banyak kenangan tentangnya. Kata-kata yang diucapkan ibu Imad Mugniyah saat ia meninggal “ Satu-satunya kesedihan yang saya rasakan saat ini adalah saya tidak punya anak muda yang dapat kuberikan kembali di jalan jihad dan perjuangan. Saya rela keti anak saya syahid di jalan jihad. Setiap kali kita menghadiahkan seorang syahid di jalan jihad dan perjuangan, semangat kita kan semakin bertambah kuat untuk berjuang. Para musuh ! jangan membayangkan bahwa mereka telah mengalahkan kami. Ketahuilahkami tidak kalah dan tidak pernah kalah. Seandainya saya punya anak banyak yang dapat melanjutkan jalan perjuangan, maka akan saya pesembahkan semua pada Allah”. Dari kata-kata ibu Mugniyah sangat menunjukkan keikhlasan seorang ibu menyerahkan anaknya di jalan Allah dan menyadari bahwa anak adalah titipan Allah yang diamanahkan kepadanya untuk dijadikan sebagai pasukan Allah menyebarkan dan mempertahankan Islam dibumiNya.
Sedemikian dahsyatnya kebencian AS, Israel dan sekutu-sekutu mereka terhadap sosok Mugniyah hingga mereka menjulukinya dengan predikat ‘The Master of Teror’. Hanya Osamah bin Laden –pasca tragedy 9/11 yang mampu melampaui peringkat pertamanya dalam daftar ‘Most wanted Terrorist’ (The London Financial Time). Danny Yatom (mantan kepala Mossad, Badan Rahasia Israel) menjulukinya Teroris Tak Bermuka “Pergerakannya sangat hati-hati jejaknya begitu rahasia, sehingga jangankan menjamahnya mendapatkan gambarnya saja susah.”. Mugniyah adalah sosok tak terlihat di balik kesuksesan Hizbullah dalam mengalahkan Israel dalam perang 33 hari tahun 2006 di Libanon. Sehingga secarik informasi tentang dirinya dan kepala Mugniyah dihargai $ 5 juta ( Rp.50 Milyar).
Saat pemakaman anak kandung Imad, Jihad Mugniyah yang menyatakan “Aku tidak pernah melihat ayahanda kecuali sebagai ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya, membimbing dengan penuh perhatian dan mendidik dengan keseriusan, walau banyak beban lain yang harus dipikulnya. Ayahanda ..kau selalu tenang dan dermawan dalam hidupmu, Sebagaimana dalam kesyaidanmu. Sedangkan kami anak-anakmu dan teman-teman yang besar dalam madrasah perjuanganmu akan melanjutkan jalan suci, jalan para nabi dan imam, jalan manusia-manusia yang merdeka dan jiwa-jiwa yang besar, betapapun besar pengorbanan yang harus kami berikan.” Hal ini menunjukkan dengan kematian ayahnya tak melemahkan perjuangannya tetapi sebaliknya lebih mengobarkan semangat jihad. Sayyid Hasan Nasrullah (seketaris jenderal Hizbullah)sebagai penghormatan pada Mugniyah “Mugniyah adalah bagian dari sekelompok tentara Allah yang tak dikenal di bumi, tetapi di kenal di langit. Seorang yang jihad, ibadah malam, kelelahan dan kehidupannya telah diperdagangkan hanya kepada Allah.
Dengan kematian Imad Mugniyah jangan dikira akan melemahkan perjuangan umat Islam tapi malah sebaliknya membakar semangat mereka untuk lebih bejuang lagi.
Wednesday, November 3, 2010
Hamidah
Novel ini ceritanya bagus karena cinta yang mereka rasakan masih dalam syariat agama tetapi yang menurut saya tidak sesuai dengan judunya adalah kata-kata Nabil pada Hamidah yang akan selalu mencintainya walaupun sudah menikah dengan Salamah. Ini menunjukkan bahwa cinta Nabil belum bersujud seperti yang tertera di judul ‘Ketika Cinta Bersujud’ Jika cintanya telah bersujud kepada Sang Pencipta Cinta maka dia akan berusaha mencintai istrinya yang sah dihadapan Allah, cinta inilah yang suci dan ia akan berusaha melupakan serta menghapus citanya pada Hamidah.
Monday, November 1, 2010
Biarkan Aku Jadi Milik-Mu
Novel ini merupakan buku kedua dari Trilogi karya Gola Gong ini, buku pertamanya berjudul Pada Mu aku bersimpuh dan buku ketiganya adalah tempatku disisiMu. Novel ini mengisahkan kemelut yang dihadapi Hakim,dia menyimpan rahasia ketika dia di Kairo yaitu dia telah memiliki istri, Namlok warganegara Thailand, dan seorang anak perempuan, Aisyah.Rahasia itu semakin terpendam ketika ayahnya meninggal dan meninggalkan wasiat dia harus menikahi Anah, seorang dokter . Akhirnya Hakimpun dengan terpaksa menikahi Anah, tapi sejak hari pertama setelah ijab qabul Hakim belum pernah menjamah Anah. Sampai akhirnya Hakim mengajak Anah menemui Namlok istrinya dan Aisyah anaknya. Walaupun sempat bersitegang tapi akhirnya dengan kebijaksaan Anah merekapun menerima keadaan dan mengajak Namlok dan Aisyah berkumpul bersama di Indonesia, belum lama sampai di rumahnya Hakim dihajar oleh Bashir adiknya yang sudah mengetahui rahasianya sampai akhirnya nyawa Hakim tak terselamatkan. Karena kesedihan yang berturut-turut membuat Namlok memutuskan untuk pulang kembali ke Bangkok,sedangkan pembagian laba perusahaan yang merupakan warisan dikirim ke rekeningnya untuk masa depan Aisyah. Setelah masa iddah Anah selesai walaupun sebenarnya tidak perlu karena Anah masih perawan, Bashir melamar Anah, pacarnya, sebelum ayahnya menikahkannya dengan Hakim. Akhirnya Anahpun menerima lamaran Bashir.
Novel ini menunjukkan kepada kita bahwa sebuah rahasia suatu saat pasti akan terungkap, dan setiap kebohongan akan diikuti dengan kebohongan-kebohongan selanjutnya. Selain itu kebijaksanaan saat menghadapi masalah sangat diperlukan karena masalah yang diselesaikan dengan amarah maka akan menimbulkan masalah yang baru. Dan jika setiap masalah yang kita hadapi selalu meminta petunjuk Allah maka InsyaAllah jalan keluar yang baik akan diperoleh. Dan kita tahu disini mungkin kekuatan nafsu amarah lebih besar dan menguasai diri seseorang dibandingkan nafsu seksual, yaitu saat Bashir sanggup menolak tawaran Diana adik tiri Anah untuk ‘bersenang-senang’ tetapi ia tidak sanggup menahan gejolak amarahnya kepada Hakim kakaknya. Akantetapi itupun tergantung seberapa besarkah posisi nafsu-nafsu itu menguasai diri masing-masing orang.
Kasidah-kasidah Cinta
Novel ini mengisahkan tentang dua daerah yang dipisahkan oleh pegunungan Kendeng yang memiliki perbedaan kultur. Tempelsari merupakan dukuh di sebelah utara pegunungan Kendeng yang agamis, penghidupannya diperoleh dari sawah, ladang serta ternak yang mereka miliki, para wanita terkenal paling cantik dibandingkan daerah lain terutama Sriwiji anak tetua Tempelsari (Ki Patmo) sedangkan Randualas adalah dukuh di sebelah selatan pegunungan Kendeng dimana para perampok, penjahat, orang-orangnya suka maksiat tinggal, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka mengambil dari pegunungan Kendeng dan memburu hewan-hewan liar di dalamnya dan para prianya terkenal paling tampan daripada daerah lain terutama Nugroho anak tetua Randualas (Ki Singo). Kisah tragis dimulai saat bertemunya Sriwiji dan Nugroho secara tidak sengaja saat Nugroho mengejar kijang yang berlari sembunyi di kaki Sriwiji. Pertemuan itu membuat Nugroho jatuh hati dan pada pertemuan berikutnya membuat Nugroho tertarik mempelajari Islam, dan akhirnya mereka membuat kesepakatan bertemu setiap hari diatas pegunungan Kendeng. Hal inilah yang menyulut fitnah diantara pemuda-pemudi Tempelsari yang pernah memergoki mereka berduaan. Dan terjadi pertengkaran antara pemuda Randualas dan Tempelsari dan sampai akhirnya terjadi pertempuran yang menyebabkan banyak korban. Akhirnya atas usul Parno, pemuda yang menaruh hati pada Sriwiji,menyuruh Sriwiji pergi ke daerah tetangga bersama Nugroho untuk menemui Kyai Muchtar dan menikah disana. Diharapkan dengan kepergian mereka maka akan menghentikan pertempuran, tapi malah kebalikannya yang terjadi pertempuran semakin sengit sampai akhirnya Parnopun terbunuh, akhirnya para tetua dusun berniat untuk bertemu menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik, tetapi mereka malah diculik oleh masing-masing dusun. Karena mendengar ayah mereka diculik maka Sriwiji yang dalam keadaan hamil dan Nugroho kembali ke dusun masing-masing untuk membebaskan ayah mertua mereka , tapi kedatangan mereka malah menimbulkan kemarahan para pemuda dusun dan akhirnya mereka berdua dipukul dan dihajar oleh pemuda dusun masing-masing sampai akhirnya Sriwiji lari ke atas pegunungan kendeng dan melahirkan disana, setelah melahirkan bayinya Sriwijipun menemui ajalnya . Nugroho menyusul istrinya ke atas pegunungan Kendeng dan iapun mati disamping istrinya. Dengan kematian Nugroho dan Sriwiji di puncak pegunungan Kendeng, maka perdamaianpun terjadi antara warga dukuh Tempelsari dan Randualas. Di masa yang akan datang kedua dukuh itu akan disatukan dengan nama Randusari, sebagaimana anak Sriwiji dan Nugroho yang diberi nama Lanang Randusari.
Buku ini memiliki gaya bahasa yang sangat puitis dalam menggambarkan keindahan alam ataupun rupa seseorang. Hikmah yang bisa kita ambil dalam cerita ini adalah walaupun kebaikan yang ingin kita sampaikan tapi jika jalan yang kita tempuh tidak sesuai syariat maka akan berakhir tak baik. Seperti halnya Sriwiji yang berniat mengajari Nugroho Islam tapi dilakukan secara berkholwat (berdua-duaan tanpa mukhrim) maka menimbulkan fitnah dan berakhir dengan kematian mereka berdua walaupun memang hidup dan mati semua ditangan Allah. Tetapi kita harus tetap berusaha selalu di jalanNya.
Subscribe to:
Posts (Atom)